Fakta Menarik 7 Patung Ikonik di Jakarta yang Harus Traveller Tahu
JALAN-jalan di Jakarta, Okezoners tidak cuma dapat lihat gedung-gedung tinggi dengan berkilau
Sejarah Togel Singapura Yang Fenomenal |
sinar pada malam hari serta kepadatan jalan raya. Tetapi, ada pula patung-patung ikonik yang dapat jadi daya tarik buat pelancong.Patung-patung ini berdiri istimewa serta kuat. Memiliki bentuk bermacam, dari pahlawan sampai tokoh legenda. Patung ini bukanlah sebatas seni, tetapi ada riwayat penting dibalik pembikinannya.Simak juga: 5 Tempat Rekreasi Romantis di Bandung, Asyik buat HoneymoonBerikut 7 patung ikonik di Jakarta dan dengan narasi di baliknya:1. Patung DiponegoroPatung Diponegoro awalnya populer dengan patung Kartini, sebab di atas taman itu berdiri patung seorang ibu yang disamakan dengan Ibu Kartini, yang sekarang diletakkan di Taman Medan Merdeka. Patung Diponegoro dibuat atas prakarsa serta bantuan PT. Ciputra Grup yang dibikin oleh pematung Munir Pamuntjak.Taman tempat berdirinya Patung Diponegoro, sebetulnya adalah pulau jalan yang berperan untuk pembagi perputaran. Taman ini persisnya ada di muka Gedung Bappenas, hingga diketahui juga dengan taman Bappenas.
Patung Diponegoro (Okezone.com/Dede)Patung yang berdiri di bentangan bunga-bunga rambat yang didominasi warna hijau serta jingga pada bagian tepi. Dari terlalu jauh terlihat jelas patung yang memvisualisasikan Pangeran Diponegoro sedang tunggangi seekor kuda.Terdapat dipertemuan Jalan Diponegoro dengan Jalan Imam Bonjol. Dijepit dua objek yakni Gedung Bappenas serta Taman Suropati. Patung yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada 6 Desember 2005 ini ditaksir mengonsumsi ongkos sampai Rp 10 miliar.2. Patung Arjuna WijayaPatung Arjuna Wijaya atau disebutkan Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Asta Brata ialah monumen berupa patung kereta kuda dengan air mancur yang dibuat dari tembaga.Simak juga: 4 Tempat Rekreasi Asyik Disinggahi waktu Kamu Jalan-Jalan ke BandungPerancang Patung Arjuna Wijaya ialah pakar pematung Indonesia asal Tabanan, Bali, Nyoman Nuarta. Patung ini dibuat seputar tahun 1987, selesai lawatan kenegaraan Presiden Indonesia Soeharto dari Turki. Proses pengerjaan Patung Arjuna Wijaya ditangani oleh seputar 40 orang seniman serta penyelesaiannya dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat.Patung Arjuna Wijaya memvisualisasikan satu adegan dalam cerita classic Mahabharata, dimana dua tokoh dari tim Pandawa, yakni Arjuna yang memegang busur panah serta Batara Kresna sebagai sais sedang memakai kereta perang berkepala garuda yang ditarik delapan ekor kuda yang melambatgkan delapan filsafat kepemimpinan 'Asta Brata'.
Masyarakat lewat di seputar Patung Arjuna Wiwaha (Okezone.com/Bijak)Keduanya dilukiskan sedang ada pada kondisi pertarungan menantang Adipati Karena yang dari tim Kurawa.Menurut Nyoman Nuarta, patung Arjuna Wijaya memerlukan ongkos sampai Rp300 juta dalam rekonsilasi harga tahun 1987. Patung ini diperbaiki pada awal Oktober 2014 serta diresmikan kembali lagi oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 11 Januari 2015. Patung alami tambahan bayangan gerak kuda, pembaruan instalasi air mancur, serta tempat untuk berfoto dibagian depan patung.3. Patung Jenderal SudirmanPatung Jenderal Sudirman berada di teritori Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Patung perunggu karya Edi Sunaryo, seniman Bandung ini berdiri di Jalan Sudirman. Tingginya capai seputar 12 mtr.. Jenderal Sudirman adalah Panglima Besar Indonesia.
Jika traveler ingin memfoto patung ini, dapat dari pinggir jalan atau jembatan penyeberangan yang berada di dekatnya. Ditaksir, pengerjaan ini patung ini capai Rp 6,6 miliar.4. Patung Pemuda MembangunPatung Pemuda Membuat terdapat di Bunderan Senayan, Jalan Jenderal Sudirman-Jalan Sisingamangaraja. Patung ini dibikin untuk penghargaan untuk beberapa pemuda serta pemudi dalam keikut sertaannya pada pembangunan Indonesia.Disimbolkan dengan seorang pemuda gagah serta kuat yang sedang junjung obor berbentuk piring berapi yang tidak sempat padam, memiliki kandungan filosofi semangat pembangunan yang tidak sempat mati. Saat itu mulai ditargetkan Pelita (Pembangunan Lima Tahun) I.
Patung Pemuda Membuat (Okezone.com/Bijak)Patung ini dibuat dari beton bertulang yang dilapis oleh teraso, mulai dibuat di bulan Juli 1971 oleh team Insinyur, Seniman serta Arsitek (ISA) diperintah Imam Supardi serta Munir Pamuncak.5. Patung Selamat Tiba Bundaran HIPatung Selamat Tiba atau juga dikenal Monumen Selamat Tiba ini dibangun pada 17 Agustus 1961 serta usai satu tahun setelah itu. Patung berupa sepasang manusia memegang bunga serta mengangkat tangan mengarah jalan dari Monumen Nasional (Monas).Patung Selamat Tiba ini dibuat untuk menyongsong beberapa tamu kenegaraan dalam rencana Asian Games IV yang diadakan di Jakarta saat itu.Tugu yang memiliki tinggi penyangga 10 mtr. serta tinggi patung seputar 7 mtr. ini direncanakan oleh Henk Ngantung yang di saat itu memegang untuk Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Bundaran HI (Okezone.com/Fadel)Dengan bentuk sepasang manusia yang sedang menggegam bunga serta mengangkat tangan ini memiliki arti untuk menyongsong orang-orang yang tiba ke Kota Jakarta. Di saat itu, tempat ini jadi pintu masuk atau pintu gerbang Kota Jakarta.Kenapa arah Patung Selamat Tiba itu mengarah utara? Sebab di saat itu untuk menyongsong tamu kenegaraan Asian Games IV serta siapa saja yang tiba dari arah Monumen Nasional (Monas). , arah utara berarti mengarah Kota (utara) sebab di saat itu memperlihatkan wilayah kota untuk pusat usaha, perdagangan, serta pendatang dari dermaga di saat itu.Monumen Selamat Tiba Jakarta ini jadi patung kebanggaan serta sudah jadi simbol atau trademark dari Kota Jakarta sampai sekarang ini. 6. Patung Tani
Patung Tani atau Tugu Tani terdapat di tatap muka Jalan Prapatan-Jalan Bijak Rahman Hakim-Jalan Top Hasyim-Jalan Ikhw Ridwan Rais serta Jalan Kebon Sirih Raya. Patung yang dibikin untuk bentuk penghargaan pada beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia ini disimbolkan oleh seorang lelaki yang menggunakan caping (topi pak tani) memiliki senapan serta sedang minta restu pada wanita yang ada disisinya untuk maju ke medan perang.
Patung ini resminya namanya Patung Pahlawan, tetapi sebab topi capingnya itu, karena itu beberapa orang biasa menyebutkan patung ini dengan panggilan Patung Pak Tani.
Inspirasi patung ini diawali waktu presiden Soekarno lakukan perjalanan ke kota Moskow serta beliau berkesan dengan patung-patung yang ada dari sana. Waktu itu presiden Russia memperkenalkan presiden Soekarno ke salah satunya seniman yang namanya Matvei Manizer serta anaknya Otto Manizer.
Tugu Tani (Okezone)
Mereka juga selanjutnya diundang ke Indonesia untuk bikin patung yang melambatgkan semangat kemerdekaan. Disini ke-2 pematung itu berkelana serta mendapatkan legenda Jawa Barat yang bercerita mengenai seorang Ibu yang menemani anaknya untuk pergi berperang. Si Ibu memberi semangat agar si anak memenangi tiap peperangan serta tetap ingat dengan orangtua serta negaranya.
Patung perunggu ini dibikin di Rusia serta dibawa ke Indonesia dengan memakai kapal laut, dan diresmikan di tahun 1963 oleh Presiden Soekarno. Pada papan di monumennya tercatat 'Bangsa yang menghormati pahlawannya ialah bangsa yang besar'.
7. Patung Dirgantara Pancoran
Monumen bersejarah yang terdapat di Pancoran Jakarta Selatan ini dibikin di akhir kepemimpinan Presiden Soekarno, serta beritanya untuk mengakhiri project pengerjaan patung ini, Presiden Soekarno sampai ikhlas jual mobil pribadinya.
Terletak diperempatan Jalan Letjen MT Haryono-Jalan Jenderal Gatot Subroto-Jalan Prof. DR. Supomo serta Jalan Pasar Minggu Raya.
Patung Dirgantara ini berupa patung manusia yang kuat serta berani terbang menelusuri angkasa, menghadap ke Utara dengan tangannya seolah menunjuk mengarah sisa Bandar Udara Internasional Kemayoran.
Patung Dirgantara di Pancoran (Okezone)
Presiden Soekarno ingin memperlihatkan di dunia jika Indonesia untuk negara kepulauan dilindungi oleh angkatan udara yang kuat serta dilayani oleh transportasi udara yang kompak untuk fasilitas peralihan manusia.
Patung ini direncanakan oleh Edhi Sunarso seputar tahun 1964-1965. Sedang proses pengecorannya dikerjakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono, dalam penyelesaiannya dipantau langsung oleh Presiden Soekarno sendiri.
Berat patung yang dibuat dari perunggu ini capai 11 Ton. Sesaat tinggi patung tersebut ialah 11 Mtr., serta kaki patung berupa lengkungan dari beton setinggi 27 Mtr.. Proses pembangunannya dilaksanakan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami untuk arsitek eksekutor. Penyelesaiannya pernah alami keterlambatan sebab kejadian G30S/PKI.
6. Patung Tani
Patung Tani atau Tugu Tani terdapat di tatap muka Jalan Prapatan-Jalan Bijak Rahman Hakim-Jalan Top Hasyim-Jalan Ikhw Ridwan Rais serta Jalan Kebon Sirih Raya. Patung yang dibikin untuk bentuk penghargaan pada beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia ini disimbolkan oleh seorang lelaki yang menggunakan caping (topi pak tani) memiliki senapan serta sedang minta restu pada wanita yang ada disisinya untuk maju ke medan perang.
Patung ini resminya namanya Patung Pahlawan, tetapi sebab topi capingnya itu, karena itu beberapa orang biasa menyebutkan patung ini dengan panggilan Patung Pak Tani.
Inspirasi patung ini diawali waktu presiden Soekarno lakukan perjalanan ke kota Moskow serta beliau berkesan dengan patung-patung yang ada dari sana. Waktu itu presiden Russia memperkenalkan presiden Soekarno ke salah satunya seniman yang namanya Matvei Manizer serta anaknya Otto Manizer.
Tugu Tani (Okezone)
Mereka juga selanjutnya diundang ke Indonesia untuk bikin patung yang melambatgkan semangat kemerdekaan. Disini ke-2 pematung itu berkelana serta mendapatkan legenda Jawa Barat yang bercerita mengenai seorang Ibu yang menemani anaknya untuk pergi berperang. Si Ibu memberi semangat agar si anak memenangi tiap peperangan serta tetap ingat dengan orangtua serta negaranya.
Patung perunggu ini dibikin di Rusia serta dibawa ke Indonesia dengan memakai kapal laut, dan diresmikan di tahun 1963 oleh Presiden Soekarno. Pada papan di monumennya tercatat 'Bangsa yang menghormati pahlawannya ialah bangsa yang besar'.
7. Patung Dirgantara Pancoran
Monumen bersejarah yang terdapat di Pancoran Jakarta Selatan ini dibikin di akhir kepemimpinan Presiden Soekarno, serta beritanya untuk mengakhiri project pengerjaan patung ini, Presiden Soekarno sampai ikhlas jual mobil pribadinya.
Terletak diperempatan Jalan Letjen MT Haryono-Jalan Jenderal Gatot Subroto-Jalan Prof. DR. Supomo serta Jalan Pasar Minggu Raya.
Patung Dirgantara ini berupa patung manusia yang kuat serta berani terbang menelusuri angkasa, menghadap ke Utara dengan tangannya seolah menunjuk mengarah sisa Bandar Udara Internasional Kemayoran.
Patung Dirgantara di Pancoran
Presiden Soekarno ingin memperlihatkan di dunia jika Indonesia untuk negara kepulauan dilindungi oleh angkatan udara yang kuat serta dilayani oleh transportasi udara yang kompak untuk fasilitas peralihan manusia.
Patung ini direncanakan oleh Edhi Sunarso seputar tahun 1964-1965. Sedang proses pengecorannya dikerjakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono, dalam penyelesaiannya dipantau langsung oleh Presiden Soekarno sendiri.
Berat patung yang dibuat dari perunggu ini capai 11 Ton. Sesaat tinggi patung tersebut ialah 11 Mtr., serta kaki patung berupa lengkungan dari beton setinggi 27 Mtr.. Proses pembangunannya dilaksanakan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami untuk arsitek eksekutor. Penyelesaiannya pernah alami keterlambatan sebab kejadian G30S/PKI.